Jumat, 22 Agustus 2008

RS Sebagai Sahabat

Rumah Sakit sebagai Sahabat

Rumah Sakit akan menjadi sahabat yang memberi rasa sejuk dalam upaya menuju kesembuhan jika kita pandai mengelola perilaku yang berorientasi pada kesehatan.
Telah disebutkan, tabungan kesehatan kita yang mendasar adalah perilaku keseharian. Namun demikian, pada akhirnya kita harus pula menyadari bahwa tidak ada yang bersifat fana. Kondisi kita tetap secara alami akan menurun seiring dengan berkurangnya usia. Sepantasnya pula bahwa biaya yang akan dikeluarkan akan lebih ringan jika “dibayar” terlebih dahulu dengan investasi perilaku sehat dalam keseharian. Cantik berperilaku, akan meringankan biaya secara material maupun jiwa kita. Tabungan bersifat harafiah atau lahiriah berupa materi atau pembiayaan akan lebih ringan pula jika kita membayar di muka secara angsuran atau dengan istilah asuransi.
Asuransi bukan merupakan hal baru di negara kita. Namun akibat budaya yang telah terbentuk, pemahaman asuransi dinilai masih kurang atau saat merasa sehat kita tidak pernah memikirkannya. Asuransi kesehatan merupakan bentuk pembayaran di muka atau pra sakit yang dapat meringankan beban penderita. Berkunjung ke rumah sakit untuk mengecek kesehatan anda, merupakan bagian dari upaya untuk bertahan dapat hidup sehat sepanjang masa, sebab anda sudah memantau lebih dini segala kekurangan yang ada pada fisik anda. Anda sudah lebih dini mengatasi persoalan gangguan fisik yang tentunya biayanya jauh lebih ringan. Anda bisa mengecek atau test kesehatan di laboratorium melalui dokter atau anda lakukan di rumah sakit Secara psikis, anda sudah merasa “dekat” dan beban rasa miris terhadap rumah sakit berkurang. Berurusan rumah sakit juga tak hanya ketika musibah sakit datang. Dalam suasana senangpun, misalkan ketika melahirkan bayi, kita bisa berurusan dengan rumah sakit. Pilihlah, rumah sakit yang sesuai dengan kemampuan kita, jika sakit. Upayakan lokasi rumah sakit yang kita percayai itu yang terdekat dengan rumah anda, kecuali jika memiliki penyakit yang spesifik atau anda menginginkan pelayanan tertentu dan dianggap lebih layak menurut kemampuan anda. Pahamilah, bahwa berurusan dengan rumah sakit, berarti ada prosedur yang harus dilewati. Jika telah memahami, persiapan yang kita sebutkan tadi akan sangat membantu dan meringankan beban, baik secara psikis maupun biaya yang harus disiapkan.
Tidak semua rumah sakit mengenakan tarif mahal. Di era modernisasi, ketika setiap individual memiliki hak untuk penyembuhan, setiap rumah sakit memiliki kewajiban untuk memfasilitasi rehabiltasi kesehatan bagi semua kalangan dengan penyediaan fasilitas berbeda. Selain diberikan subsidi oleh pemerintah dalam bentuk asuransi, rumah sakit menyediakan ruang tertentu (kelas tiga) dengan memberikan tarif terbatas. Manajemen yang dilakukan adalah sistem subsidi silang. Hal ini sesuai misi dari paradigma sehat Pemerintah Republik Indonesia dan menuju Indonesia Sehat 2010.
Beberapa Rumah Sakit Swasta dan Modernpun, kini melaksanakan manajemen dengan cara subsidi silang. Menyediakan sarana bagi kalangan menengah ke atas dengan fasilitas dan tarif bagi golongan tertetu namun juga menyediakan fasilitas bagi kalangan kurang mampu. Kini, pemerintah daerah dan pusat menyediakan pelayanan sistem pembayaran asuransi bagi kalangan miskin (Askeskin)terutama bagi Rumah sakit Umum Pusat atau Daerah. Banyak Rumah sakit yang bersikap professional dalam pengelolaannya, termasuk beberapa rumah sakit milik Pemerintah daerah atau Pusat. Mereka melakukan pelayanan yang ramah, cepat sigap. Bagi rumah sakit swasta telah banyak yang memahami dan pandai melakukan keseimbangan antara manajemen yang baik antara aspek usaha dan pelayanan bagi kalangan masyarakat secara luas.
Harus diakui, mayoritas masyarakat di Indonesia maindsetnya belum terbentuk sebagai mahluk yang memahami kesehatan secara menyeluruh. Bukan hanya karena factor ekonomi, namun kultur sangat mempengaruhi. Mayoritas masyarakat kita masih di bawah rata-rata ditinjau dalam pengartian tentang kesehatan. Idealnya, rumah sakit melakukan pendekatan, membangun image dari masyarakat dengan tak hanya menyembuhkan pasien. Sangat dihargai jika rumah sakit memiliki kepedulian social yang tinggi. Tidak hanya sekedar memberi fasilitas pengobatan bagi keluarga miskin, namun juga melakukan pendekatan terhadap lingkungan (social responsibility). Rumah sakit seyogianya memberi pandangan dan pembinaan bagi masyarakat yang bersifat eduikatif tentang kesehatan yang menyeluruh, sehingga terbentuk komunitas masyarakat peduli kesehatan yang dilakukan dengan cara prefentif. Hal itu merupakan pola strategis untuk membentuk sebuah komunitas ideal antara rumah sakit dan lingkungannya, khususnya di Indonesia.
Dengan segala kesiapan tersebut, rumah sakit bukan lagi rumah yang menakutkan dan membuat fisik dan jiwa masyarakat terbebani. Rumah Sakit bukan Rumah yang membuat orang menjadi bertambah sakit. Sebaliknya, bagaimana menempatkan Rumah Sakit menjadi nyaman dan bersahabat, sebagai tempat rehabilitasi yang menyejukkan hati dan mempercepat kesembuhan.
Manajemen dan Keseimbangan bagi Rumah Sakit.
Selain perawatan secara umum, yakni secara kuratif dan rehabiltatif, rumah sakit tentu menyediakan fasilitas tempat, tenaga medis dan kelengkapan lain. Sementara obat- obatan, rumah sakit harus berurusan dengan pharmasi. Fasilitas yang disediakan rumah sakit juga ditunjang biaya tidak sedikit. Manajemen mengharuskan membuat hitungan secara cermat, karena segala fasilitas sarana dan prasarana tidak dikeluarkan cuma-cuma. Sesuai dengan Undang-undang Dasar, setiap individu mempunyai hak untuk mendapat pelayanan kesehatan. Karena itu, telah digariskan dalam rencana strategis dan program pemerintah untuk menerapkan Indonesia sehat 2010 yang di dalamnya terdapat pandangan atau paradigma sehat, di mana masyarakat memandang kesehatan sebagai sebuah keterpaduan yang menyeluruh dan memandang kesehatan tidak hanya rehabilitasi atau pengobatan. Namun ditegaskan bagaimana setiap rumah sakit memiliki kewajiban untuk menangani para pasienya secaramanusiawi, tidak memandang ras, golongan, agama dan lain-lain. Pemerintah sendiri memiliki kewajiban untuk memberi bantuan bagi pasien keluarga miskin dengan memberi asuransi. Pada kasus tertentu seperti KLB demam berdarah, pemerintah mewajibkan Rumah sakit Umum dan RSUD untuk memberikan pertolongan gratis kepada warganya. Namun demikian, banyak Rumah sakitswastapun yang mengulurkan tangan bersedia bekerja sama dalam menanggulangi masalah tersebut.
Setiap rumah sakit yang didirikan berdasarkan swadaya atau finansialnya ditunjang oleh pihak perbankan, tentunya harus berhitung. Dengan kata lain, rumah sakit tidak disumbang donatur sebagai lembaga sosial meskipun secara filosopi, tujuan ideal dan historisnya rumah sakit memiliki fungsi sosial sebagai pelayan masyarakat. Artinya, rumah sakit harus mampu mandiri. Apalagi kini setiap rumah sakit dituntut untuk terus memberikan pelayanan prima termasuk memperbaharui peralatan yang disesuaikan dengan semakin majunya teknologi kesehatan. Seiring dengan lajunya jaman, segala sesuatu berkembang begitu cepat termasuk munculnya berbagai jenis penyakit baru, mau tak mau harus pula diantisipasi dan dihadapi dengan hal-hal yang baru pula, termasuk menuntut pengadaan peralatan baru yang lebih canggih Peralatan canggih berarti mengeluarkan cost yang tinggi (hitech= hicost).
Berbagai upaya dan inovasi dalam niatnya untuk meringankan beban masyarakat tak mampu, umumnya rumah sakit mengeluarkan berbagai kebijakan, antara lain adalah dengan cara subsidi silang. Bagi masyarakat mampu, rumah sakit menyediakan kelas yang refresentatif dan lebih nyaman dengan tarif lebih tinggi. Bagi golongan menengah ke bawah diberikan kebijakan tetentu dengan tarif disesuaikan. Dalam batas tertentu rumah sakit akan memberi kebijakan, misalkan menerima kartu sehat bagi golongan tak mampu, keringanan biaya rawat inap atau sektor tertentu. Namun acapkali dilupakan, bahwa obat-obatan harus dibeli sesuai standar harga yang telah ditentukan karena bukan rumah sakit yang memproduksi obat. Jika tidak mau bangkrut, rumah sakit harus pandai membuat keseimbangan antara manajemen dan pelayanan sosial serta memberi batasan dalam toleransi pembebanan biaya. Inilah yang kadang menjadi opini umum tentang tidak toleransinya rumah sakit bagi kalangan menengah ke bawah dan masyarakat awam, keterbatasan toleransi ini tetap dirasakan berat. Karena itu, pemerintah telah mengeluarkan regulasi penetapan tentang pencantuman label dan harga standar obat generik, di mana farmasi hanya diperbolehkan mendapatkan kelebihan harga 25 persen saja.
diambil dari RS. Indonesia

Kamis, 14 Agustus 2008

FASILITAS RS.

Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Bedah Central
ICU
Instalasi Rawat Inap
Istalasi Rawat Jalan
Laboratorium
Rongen
Apotek
ICG
USG
Treegmill
Fisioteraphy
Trauma Centre
Medical Cekup
Klini Obesitas
Klinik Rehap Medik
Klinik Reumatik
Klinik Kecantikan
Klinik Kompartenan Dokpol
Pusat Pelayanan Terpadu
Klinik Kandungan
Klinik Kandungan
Klinik Bedah Umum
Klinik Bedah Urologi
Klinik Bedah Gigi dan Mulut
Klinik Bedah Mulut
Klinik Penyakit Dalam
Klinik Anak
Klinik Syaraf
Klinik Mata
Klinik THT
Klinik Kulit
Klinik Rehabilisi Medik
Klinik Kesehatan Jiwa
Klinik Gizi
Klinik Psikologi